Dosen Universitas Teknologi Bandung (UTB) melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk “Pengembangan Desa Mandiri Energi Melalui Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi Dibuat Briket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Menuju Swasembada Energi”. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, sebagai langkah awal menuju pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan melalui pengelolaan limbah dan energi terbarukan.
Tim pengabdian masyarakat ini melibatkan para dosen, yang terdiri dari Harya Gusdevi, S.Kom., M.Kom., Riri Mardaweni, S.Tp., M.Si., Raden Meina Widiastuti, S.T., M.T., Abdul Fatah, S.T., M.T., dan Hadah Muallimah, S.Ds., M.Ds. Program ini difokuskan pada pengolahan limbah kulit kopi, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, menjadi briket bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Harya Gusdevi, S.Kom., M.Kom. Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Creativepreneur UTB, menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari komitmen UTB untuk memberdayakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Menurutnya, pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi bahan bakar alternatif tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat Desa Pulosari.
Desa Pulosari merupakan kawasan strategis yang terletak di area hulu DAS Citarum. Desa ini memiliki potensi besar dalam pengembangan kopi dengan luas lahan sekitar 625 hektar, tersebar di lahan milik masyarakat, kawasan kehutanan, dan area milik Indonesia Power serta PTPN. Dengan rata-rata produksi kopi per hektare mencapai 1.500 pohon, limbah kulit kopi yang dihasilkan sangat melimpah. Namun, limbah tersebut sebelumnya tidak dimanfaatkan sehingga berpotensi mencemari lingkungan, khususnya kawasan Situ Cileunca dan Sungai Cisangkuy, yang menjadi sumber air baku bagi masyarakat di Kota dan Kabupaten Bandung.
Program ini dirancang untuk membantu masyarakat Desa Pulosari mengelola limbah kulit kopi secara mandiri dengan mengolahnya menjadi briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Dengan adanya briket ini, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada gas elpiji dan mengurangi biaya rumah tangga, sekaligus meningkatkan pendapatan dari hasil pengolahan limbah. Selain itu, program ini mendorong konservasi lingkungan dengan mencegah penebangan liar, melindungi lahan kritis, dan mendukung penghijauan melalui pola agroforestry berbasis kopi.
Secara lingkungan, penggunaan limbah kopi sebagai bahan bakar alternatif mendukung konservasi tanah dan air dengan mendorong lebih banyak masyarakat untuk menanam kopi. Pola agroforestry terpadu yang dikembangkan juga memperkuat ketahanan desa terhadap ancaman erosi dan perubahan iklim, sembari menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dari kolaborasi yang lebih besar antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat Desa Pulosari. Ke depannya, program ini akan terus dikembangkan dalam bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat, dengan harapan menciptakan desa mandiri energi yang dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia.
Dengan upaya ini, UTB tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan melalui inovasi dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Program ini menjadi salah satu wujud nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan desa berbasis energi terbarukan yang ramah lingkungan.